Radiant Fall:

___________________________________________________________________________________

Chapter 0 : Battleground


Di atas tanah yang luas dan juga basah

Berhadapan 2 orang Laki-laki.

Dalam mata yang memancarkan arogansi dan tentu saja elegansi

Mereka bertarung.

"Akhirnya kau datang juga yah!-Assassin !--" ujar Melo dengan Berteriak

" ....................."

Di tanah itu pernah terjadi perpecahan antara dua kubu organisasi sebelumnya untuk memperebutkan Letra, sebuah titel pemimpin atau raja yang diabadikan dalam bentuk regalia. Tanah yang sebelumnya penuh bunga-bunga indah kini berubah menjadi lapangan penuh senjata haus darah; broadsword, panah, dan senapan laras panjang yang sudah berkarat lumut.

"kau tau? Aku sudah cukup lama menunggu kedatanganmu kemari

...dan lelah setelah melihatmu masih hidup pada saat terakhir kali bertemu,

Assassin...

Kali ini aku Bersumpah pada tuhan untuk membunuh mu!

Sekarang ditempat ini juga!" Ungkap Melo dengan Emosi bercampur aduk itu

Tapi,Assassin MASIH lebih bersikap tenang dan bungkam bahkan tidak gentar sedikitpun dari sumpah melo yang barusan ia ucapkan.

"......................"

Lututnya pun mulai ditekukkan perlahan, mencubit erat tudung jaket hitamnya, sesegera assassin mulai berlari dengan kecepatan tinggi dan menggunakan senjata katana nya sebagai perisai dan Terus berlari lurus menuju melo.

"...,

Berlari dengan gegabah seperti itu kau pikir dapat menghentikan ku! jangan bercanda!"

"...Hacksword

Realitas maya, Puing."

Seketika sebuah puing bangunan tercipta (?) tapi terangkat ke atas secara keseluruhan. dan menghilang.

"Sudah aku peringatkan,

Kau cuman akan sia-sia melawanku,percuma memberontak .

           Matilah bersama para bajingan Black legion lainnya! Assassin!!" Teriak Melo dengan nada kesal dengan senyum merintih miliknya

Assassin masih berlari, masih tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Ia kemudian melempar katananya ke atas.

Melo yang melihat hal itu tidak merasa kalau itu adalah ancaman.

"Realitas Maya,rantai pengecoh"

Pandangan tanah disekitar berubah menjadi berantakan , Lava keluar dari tanah serta Tanah retak dimana-mana.

"kau cuman bisa menciptakan sebuah ilusi optis ,Kalau hanya ilusi itu tidak lebih menyakitkan dari sebuah gigitan semut ,"

"....................."

"Intinya teknik mu itu payah! ASSASSIN!!!"

Dari sudut pandang lain seorang wanita berambut panjang yang mengenakan pakaian dress ungu sedang bersembunyi di sebuah kargo kontainer dekat pertarungan berlangsung.

"Tidak salah lagi dia seorang pengguna Altimater'kan? dan laki-laki satunya terlalu gesit aku jadi tidak sempat melihat teknik apa yang dia pakai atau lebih tepatnya siapa dia aku tidak tau, kita harus bagaimana?" Tanya Alex pada claudia

"kita abaikan assassin,Polrax,apa kau dapat mendengarkanku?"

"Assassin?"

"simple and clean boss..." jawab polrax dari ujung kontainer

"...Baiklah ini perintah dari atasan.dengar ya...Target telah dikonfirmasi,kita tidak membutuhkan 2 orang pengguna altimater atau seorang Magician aku tidak tau. aku tidak suka ini tapi kau dapat melakukan sesukamu...tapi sampai hasil kerusakan Selmu keluar kau masih belum boleh menggunakan teknik berbahaya "itu" batas tertentu yang diberikan oleh Lab051 untuk mu adalah kau tidak boleh sampai merusak tubuhmu sendiri"

".........Bagaimana dengan seorang satunya lagi? Apa harus aku bunuh juga? " Balas Polrax

" assassin tidak termasuk dalam data, kau boleh menghabisinya kalau kau mau"

"Jadi siapapun dia itu aku boleh mencabik nya ya...,Menyenangkan"

"Tapi ingat jangan bawa tempat ini bersamanya...cukup habisi dua orang itu  saja dan kembali,mengerti!?" Tegas claudia

"Roger,Claudia"

“Alexandria.. organisasi tidak ingin menanggung biaya pengobatanmu jadi kalau bisa menjauhlan dari sana”

“tanpa kau bilang aku akan pergi!!” jawab alex tergesa-gesa

Pada waktu yang sama, pertarungan masih berlanjut. 

"Makan ini! Assassin!-"

Melo seperti menembakkan sesuatu dari jarinya, dari jarinya itu muncul sebuah cahaya putih kilat yang menumpas angin yang tidak searah hukum fisika. dan mengenai Assassin dengan cepat kilat.

"Bagaimana rasanya terkena serangan langsung 2 pancaran gravitasi yang sedang terjadi dalam tubuh mu? Terasa sesakkah? hahahahahAHAHAHAH

Akanku buat kau merasakan hal yang sama sepertiku dulu, assassin.

Ingatan tentang mereka yang tidak dapat kulupakan semenjak kedatanganmu.

Kesakitan batin yang tidak lebih sakit dari kematian itu sendiri, itu semua karena ulahmu!"

Assassin semkin terkunci badannya tidak dapat digerakkan, nafasnya semakin sesak

Sepertinya ini akhir dari assassin?

"sudah menyerah?" Ucap melo

"...Kakakkmuadalah orang yang baik...," ucap assassin tersiksa

"Akhirnya kau bicara juga, apa kau mau minta ampunan hah?"

"Dulu waktu aku satu organisasi dengannya, Aku sering menghabiskan waktuku bersama dengan sylvia.."

"Apa maksudmu? Kakakku telah lama mati!"

"Dia sering bercanda Bahkan ketika misi sedang berlangsung, aku tidak habis pikir bisa mendengarkan ocehannya setiap saat. Waktu itu merupakan momen yang menyenangkan Tapi

Suatu saat dia.. berubah.

Membahas bahwa kehidupan itu tidak adil , birokrasi yang korup, pemerintah yang tidak peduli masyarakat..dia..semakin suram"

"Jangan bercanda kakakku mana mungkin mengenal orang sepertimu!"

"Tapi takdir kehidupan itulah yang membuat dirinya terbunuh."assassin tersenyum pahit dan melanjutkan perkataanya.

“Asal kau tau ya... kebanyakan orang mengira bahwa mati itu menakutkan. beda dengan Sylvia

Pada saat akhir hidupnya dia malah tersenyum gembira.."

Katana assassin yang dilempar itu jatuh menancap ke tanah dan mengeluarkan sinar yang aneh.

"Mati kau,Mati kau,MATI kau,MATI KAUU!!,"

Melo berteriak marah, kontainer-kontainer di dekat pelabuhan mendekat dengan cepat mau menghantam assassin,Tapi--

Assassin tiba-tiba menghilang dengan katana miliknya.

DUAR             JDAR              DRRR

DRRRRRR     JDAR              DRRR

JDR     JDAR              DRRR

DUAR             JDAR              DRRR

Kontainer saling bertubrukan dan berjatuhan.

"Kemana kau!?,tidak akan kubiarkan kau lari Assassin!"

Melo mengangkat sebuah traktor dari dalam sungai dan kemudian melemparkannya ke gedung-gedung kosong disebelah kiri dan kanannya.

DUAR             JDAR              DRRR

DRRRRRR     JDAR              DRRR

JDR     JDAR              DRRR

DUAR             JDAR              DRRR

"Kau tidak akan bisa lari, setiap kali mataku berkedip aku dapat melihat setiap gerakan licikmu, waktu berputar setiap saat..assassin, walaupun hanya teleportasi...

Aku bisa menemukanmu dengan gampang..

Contohnya dengan memporak-porandakan tempat ini hahaHAHAHhahaHAHAHA"

"...sudah sangat lama sekali Akhlis.. kau datang untuk menemuiku ya,terima kasih" Assassin tersenyum miris pada katananya dari dalam raungan sebuah gedung kosong.

"Katamu kau pernah bertemu kakakku?

Nasib kakakku memang begitu buruk yah, sama dengan impian nya

Tapi aku justru bersyukur, karena itu aku tidak perlu melihatnya lagi.

Assassin, kau tidak Sedang berpikir 

Pertarungan ini cuman sampai sebatas ini saja'kan?--"

"..................."

"Assassin--"

Tadi aku mengatakan jika dia adalah Altimater Gravitasi bumi ,Ternyata aku salah besar, dia sudah lebih dari itu... Aku harap kau dapat melihat ini dengan mata kepalamu sendiri sylvia

Karena sekarang adikmu yang sering kau ceritakan dulu itu... sudah berubah.

"Apa kau pernah dengar tentang altimater pengendali Atmosfer dan stratosfer?" Ucap melo

kedua laki-laki itu masih bertarung tapi sepertinya Assassin kehabisan tenaga dan tidak punya kesempatan untuk melakukan serangan balasan

"Kau benar-benar mau bersembunyi di dalam sana, Assassin?!"

" Kuberitau kau satu hal...,

tekanan gravitasi pada udara yang berlebihan, serta benda yang tidak dapat menahan beratnya sendiri,...kau tau apa yang akan terjadi!? Yah...

sebuah partikel bermuatan listrik dan medan magnet bumi ikut Meledak! -"

DUAR             JDAR              DRRR

DRRRRRR     JDAR              DRRR

JDR     JDAR              DRRR

DUAR             JDAR              DRRR

Assassin keluar dari reruntuhan dengan panik ia melompat keluar jendela reruntuhan gedung itu MELEDAK seketika dan kemudian assassin menjadi lebih lincah di atas udara

"Apa yang mau kau lakukan di atas sana? Penguin tidak akan bisa terbang meskipun dia mencoba, kau tau!!”

"(..Siapa itu?)" kaget assassin setelah mendarat tepat disebuah tiang listrik disekitar situ.

Berjalan santai seseorang itu,ia keluar dari kontainer kargo sebuah kapal rongsokan, nama seseorang itu adalah Polrax.

"Dunia memang sedang berpihak kepadaku nyatanya adalah kalian datang menari ke dalam telapak tanganku sebagai tumbal persembahan untuk ku pada dewi bulan, Benar-benar Menyenangkan.. tapi keajaiban memang tidak pernah jauh-jauh dariku, Keajaiban memihakku begitu juga dewi bulan yang akhirnya akan menjadi sarang keputusasaan untuk kalian."

"(Pengguna altimater...Bukan, Cyborg!? orang dengan Sihir sebesar itu pasti bukan orang biasa)" pikir assassin dalam benaknya

"Siapa kau!!? jangan mengganggu pertarungan kami! kalau kau mengganggu akan kubunuh kau JUGA!" Dengan nada kesal Melo berteriak

"Siapa aku dan mau apa aku datang kemari bukan urusan orang mati seperti kalian, aku tidak perlu menjawab pertanyaan orang bodoh yang sebentar lagi akan menjadi daging cincang, tapi ini menyenangkan, menyenangkan sekali! " balas Polrax

Polrax mengangkat tangan kanannya dan kemudian membuka telapak tangannya,disaat yang sama Bumi berguncang.

"A-Apa itu!?" Terkejut alex dengan tampang ketakutan

"Dasar bocah baru saja dikatakan sudah mulai tidak mendengarkan atasan, ini alasan aku tidak ingin menggunakan cyborg pada misi-misi penting..hahh" Gerutu claudia pada alex

"Ya sudahlah.. lagipula, kita sudah tidak membutuhkan orang besar itu lagi

Waktunya pergi alex!"

"Benarkah tidak apa-apa? dia andalan pak saimon loh? Bagaimana dengan Letra yang ditinggalkan di tanah ini?"

 _____________________________________________________________________________

 

"Aku akan mati? hahahHAHAHAHAHA jangan bercanda! Melo sang dewa penghancur tidak pernah mati! Palingan-

Akulah yang akan membunuh kalian semua !!!" Teriak melo dengan nada marah.

"Benarkah? mari kita lihat..., siapa yang akhirnya berhasil bertahan dari sini

Aku , saya atau GUE?!" Tawa polrax tak terbendung

"(Gempa? Bukan...guncangan Ini berasal darinya, tidak salah lagi)Ujar assassin dalam benaknya

"Baiklah aku menerima tantanganmu itu,sialan!!!!"

Berbeda dengan senyumnya tadi Polrax mulai tersenyum sinis, aura kejahatan seperti mengalir melalui dirinya seperti bukan manusia saja

"Ini.. jangan-jangan!?" Kaget assassin

 

"Jadilah tumbal untuk putri bulan! Datanglah--

The CRYPHER!"

___________________________________________________________________________________

Komentar